Alhamdulillah. dapat kembali bersua dengan catatan online ini, setelah sekian lama vakum dalam kesibukan menghabiskan hari dalam pencarian diri. tak ada alasan untuk mengelak selain karena kemalasan diri untuk berkarya lagi. bukan tanpa sebab, tapi tidak menyangka akibat yang dihasilkan dapat membawa diri terombang ambing dalam arus imagi. bisa dipastikan itu imagi, karena kenyataan tak kunjung bertahan mengikuti sang arus pikir.
ada sebabnya pepatah pendidikan itu penting, ada sebabnya mengapa bersekolah dalam tatanan struktur yang telah ditetapkan pemerintah menjadi sangat dituntut, bukan untuk kesuksesan duniawi, apalagi hanya sekedar harta benda berwarna-warni. tersadar, namun masih dalam kebimbangan, apakah ini tujuan sang ilahi ? memberi perintah "baca" sebagai awal dari pembukaan diri. diri ini mengiyakan, inilah tujuan pembelajaran, bukalah diri. dengan lantang jiwa ini menguatkan raga untuk mengubah tujuan. masalah "tidak mudah" tidak lagi berarti masalah, jiwa benar-benar nyaman menjalani tujuan baru ini.
kemudian, setelah tujuan tertata, tak penat rasa tak puas menyapa dan membentuk obsesi. dalam arti baik si obsesi mulai membuat gambaran-gambaran lunak tentang pencapaian tanpa toleransi. dan lagi, jiwa ini mengiyakan karena yakin inilah dampak perubahan yang terjadi. dalam beberapa waktu, raga terpacu mengaminkan si obsesi tanpa terasa lelah, benar-benar tanpa lelah. perlahan kekosongan tak lagi tampak, yang ada hanya deretan pencapaian dan harap yang terus membesar didalam dada untuk menjadi seutuhnya seperti yang diinginkan. sungguh sebuah formula psikis yang benar-benar bereaksi sangat "tajam". dalam beberapa waktu, hal ini benar-benar menghasilkan hasil nyata yang benar-benar membawa kepuasaan jiwa yang statis. mengapa statis ? karena obsesi ini terbentuk dari rasa tak berpuas yang takkan pernah akan anda temukan kekekalan dalam menikmatinya.
secara berangsur-angsur, raga atau sang roda dan akal atau sang motor mulai memperlihatkan keanehan dalam menjalankan potensi maksimalnya secara terus menerus. saya tidak pernah dan tak pernah berniat sekaligus berpikir untuk menjadi pecandu narkotika, karena cukup menakutkan melihat hasil akhir dari para insan "candu" tersebut. namun, potensi diri yang digunakan maksimal secara terus-menerus ternyata cukup menakutkan. pada awalnya hanya kesakitan ringan pada diri ini yang tak menghadirkan kerisauan yang berarti. namun, kekhawatiran mulai menjadi-jadi manakala alam pikir terasa kehilangan rem untuk terus memproses informasi yang hinggap terekam oleh panca indera, hampir benar-benar tak bersekat. tak terasa beberapa malam terlewati tanpa terjaga sekalipun.
ditambah lagi satu persatu permasalahan dalam alam pikir yang tak digali telah muncul kepermukaan, benar-benar sangat menyiksa, jiwa dan raga. bahkan diluar bayangan, hal ini berlangsung selama setahun, dan hingga kini tersisa, jiwa benar-benar tak terasa kembali seperti keadaan semula. namun, berjalannya waktu yang tak terhindar ini, sang ilahi selalu memberikan kebaikan. pada awalnya sangat sulit untuk mempercayai "segala sesuatu ada obatnya". hal ini dikarenakan fenomena media informasi yang senantiasa menyajikan hal-hal menakutkan yang diyakini tanpa ada pemulih dari hal tersebut. ternyara hal tersebut terpatahkan, karena pengalaman membuktikan, bahwa obat tak dapat digambarkan hanya sebagai sebuah pil tablet bahkan lebih takhayul lagi, doa para dukun.
akibat pengalaman jiwa menemukan obatnya dari agama, dan benar-benar efektif. mengapa demikian, perlahan tapi pasti hal ini menjadi obat yang benar-benar tanpa masa kadaluarsa dan senantiasa memberikan perbaikan terhadap jiwa. kesabaran dan berpikir positif adalah kuncinya, namun, jangan salah paham, kepasrahan tanpa usaha bukan merupakan hasil kombinasi dari kedua obat tersebut. sehingga jika anda mulai merasakan hal ini, mulailah introspeksi diri, mungkin terdapat kekeliruan dalam penerapannya. dan terkait dengan obsesi, kita mampu mengendalikan diri karena pada dasarnya pemberian akal pikiran sepaket dengan sang katalis, hati. sehingga, jika kombinasi keduanya diterapkan dalam kehidupan, maka takkan ditemukan dominasi akal pikiran yang mengintimidasi diri.
semoga bermanfaat, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.