Minggu, 13 November 2016

Zaman gurauan dan candaan tanpa pembatas

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah setelah sekian lama,dapat kembali mengetik sesuatu yang sekiranya merupakan hasil pengamatan lingkungan sehari-hari. Fenomena ini dapat dikatakan cukup populer dan unik.

Mungkin langsung saja, gurauan dan candaan, merupakan sesuatu penyampaian ekspresi entah berkonotasi buruk maupun baik, namun sangat jarang kita temukan dengan kata yang "baik" walaupun diperuntukkan untuk sesuatu yang baik.

Sebenarnya hal ini terbilang lumrah dan biasa-biasa saja di kalangan masyarakat, yang membuat hal ini menjadi unik adalah karena kata-kata yang dilontarkan untuk menyampaikan ekspresi gurauan ini terasa, oh bukan saja terasa tapi tertampil "kasar". Bagaimana tidak, dikeseharian kita gurauan dalam bentuk ejekan ini kadang tertampil dalam makna sesuatu yang jorok dan tidak pantas untuk dikatakan dimasyarakat.

Menjadi Unik
Mengapa dikatakan demikian, karena kenyataannya penampilan kata dengan makna yang cukup kasar ini dapat saja diterima oleh orang yang ditujukan, jika pun tidak diterima, maka hal yang dilakukan untuk membalas kata ini juga dengan melakukan penimpalan kata kasar. Benar-benar sebuah tragedi dizaman sekarang. Dan anehnya, kata kasar ini di indonesia bertransformasi dalam beberapa bahasa kedaerahan, sehingga mungkin menurut saya menjadi terasa sedikit dihaluskan ? Mungkin saja, ini hanya pandangan penulis.

Penggunaan kata kasar dalam gurauan maupun candaan sangat cepat menyebar dan diterapkan oleh siapapun yang mendengarnya, apalagi anak-anak yang belum mampu secara jelas membedakan baik buruk. Bahkan sebenarnya beberapa oknum terkadang belum mengetahui secara jelas pengertian dari kata yang disebutkannya.

Asal kata kasar dalam gurauan
Menurut penulis, asal dari penggunaan gurauan kata kasar sebagian besar ditirukan melalui tontonan, utamanya budaya asing melalui media elektronik dan film-film. Hal ini jelas saja seharusnya tak pantas ditampilkan, dengan alasan apapun,entahlah menggunakan kata sensor dan semacamnya..hal ini tak sepantasnya digunakan dalam media massa. Karena hal ini sangat mudah dicontoh, dan bahkan dikalangan beberapa kaula muda hal ini terkesan keren untuk dilontarkan dalam berkalimat.

Solusi
Jika ingin berkutat dalam rana peraturan, mungkin hal ini akan terkesan kaku. Cara penanganan terbaik melalui sosial control dan agama. Hal ini lebih efektif, karena peran tokoh-tokoh masyarakat dan keluarga dalam penanganan penggunaan kata kasar ini akan efektif jika secara tegas disamakan makna bahwa hal tersebut memang tak pantas untuk diungkapkan dan ditampilkan.
Pendekatan dengan cara agama pun terbukti efektif, karena pendekatan dengan agama ini akan menyentuh langsung ke hati setiap orang. Sehingga kemudian diharapkan hati mampu berfungsi sebagai filter pertama untuk membedakan secara jelas hal buruk dan baik.

Terima kasih, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, wassalamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar