Senin, 04 Maret 2019

Love Story

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu 

Hanya sebuah pengantar untuk kalian yang belum mengenal cinta.
Cinta, kata yang belakangan benar-benar bias makna  kurasakan akhir-akhir ini,
entahlah, mungkin objeknya terlalu semu dalam dunia riil sementara terlalu nyata dalam dunia imaji.
maaf, ia tak sepenuhnya imaji, ia merupakan sebuah eksistensi yang nyata,
kami pernah bersua, kami pernah bersama dalam ikatan pacaran, kami pernah hanyut dalam rasa untuk saling mengasihi dan melindungi satu sama lain.
"pacaran"
benar-benar sesuatu yang konyol akhir-akhir ini,
bahkan sebelumnya, mungkin terasa lebih konyol setelah hubungan ini selesai.
kita tidak pernah benar-benar melepas orang yang kita sayangi, benarkan ?
perlahan, kucoba mencintai dalam diam,
selalu ada mata-mata yang menjadi pengawas dalam kesehariannya
hanya berusaha ingin mengetahui kabarnya, bahwa dia baik-baik saja.
tahun demi tahun benar-benar berlalu,
saya berharap rasa itu masih sama,
karena perasaan ini entah mengapa terus menerus hangat dalam lubuk hati.
entah ini cinta dalam arti sesungguhnya, ataukah gangguan setan yang terus menghampiri.
yang pasti, saya benar-benar menikmatinya berharap akhirnya akan bersama kembali.
doa demi doa terpanjatkan, ditujukan selalu untuknya
tahun-tahun pendidikan yang menyesakkan dada akhirnya selesai,
tibalah saat optimisme dunia kerja
lamaran demi lamaran belum mendapatkan pelabuhan bersinggah
hati semakin meringis, sementara umur tak pernah berhenti berjalan
aku khawatir, apakah ia juga ?
semua kalut dalam pikiran tak pernah berhenti berisik sampai akhirnya,
berita itu pun datang,
berakhirlah semuanya, benar-benar penantian yang berujung kegagalan.
sakit hati ? luka jiwa ? mengapa tidak. 
sampai dengan jari ini masih mengetikkan sesuatu
nyatanya pedihnya tak kunjung reda
dia bersalah ? egoku berkata ia
namun ia selalu menjadi primadona dalam segala hal
sekarang, antisipasi pun tiada guna
toh satu-satunya yang tersisa hanya kenangan.
apakah saya membutuhkannya ? tidak !
kisah kita terlalu baik untuk dikenang lagi
bertahun-tahun paradoks dalam akal mencoba selalu membelamu dengan memberi gambaran indah tentangmu.
tapi nyatanya ia pun tertipu bukan.
bukan, ia tidak tertipu.
tapi ini semua terjadi karena harapanmu 
salah kau gantungkan
dan caramu ingin memilikinya sedari awal 
telah salah.
hanya pemahamanmu tentang itu, datang terlambat.


Rabu, 13 September 2017

TERINTIMIDASI

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

           Alhamdulillah. dapat kembali bersua dengan catatan online ini, setelah sekian lama vakum dalam kesibukan menghabiskan hari dalam pencarian diri. tak ada alasan untuk mengelak selain karena kemalasan diri untuk berkarya lagi. bukan tanpa sebab, tapi tidak menyangka akibat yang dihasilkan dapat membawa diri terombang ambing dalam arus imagi. bisa dipastikan itu imagi, karena kenyataan tak kunjung bertahan mengikuti sang arus pikir.

ada sebabnya pepatah pendidikan itu penting, ada sebabnya mengapa bersekolah dalam tatanan struktur yang telah ditetapkan pemerintah menjadi sangat dituntut, bukan untuk kesuksesan duniawi, apalagi hanya sekedar harta benda berwarna-warni. tersadar, namun masih dalam kebimbangan, apakah ini tujuan sang ilahi ? memberi perintah "baca" sebagai awal dari pembukaan diri. diri ini mengiyakan, inilah tujuan pembelajaran, bukalah diri. dengan lantang jiwa ini menguatkan raga untuk mengubah tujuan. masalah "tidak mudah" tidak lagi berarti masalah, jiwa benar-benar nyaman menjalani tujuan baru ini.

kemudian, setelah tujuan tertata, tak penat rasa tak puas menyapa dan membentuk obsesi. dalam arti baik si obsesi mulai membuat gambaran-gambaran lunak tentang pencapaian tanpa toleransi. dan lagi, jiwa ini mengiyakan karena yakin inilah dampak perubahan yang terjadi. dalam beberapa waktu, raga terpacu mengaminkan si obsesi tanpa terasa lelah, benar-benar tanpa lelah. perlahan kekosongan tak lagi tampak, yang ada hanya deretan pencapaian dan harap yang terus membesar didalam dada untuk menjadi seutuhnya seperti yang diinginkan. sungguh sebuah formula psikis yang benar-benar bereaksi sangat "tajam". dalam beberapa waktu, hal ini benar-benar menghasilkan hasil nyata yang benar-benar membawa kepuasaan jiwa yang statis. mengapa statis ? karena obsesi ini terbentuk dari rasa tak berpuas yang takkan pernah akan anda temukan  kekekalan dalam menikmatinya.

secara berangsur-angsur, raga atau sang roda dan akal atau sang motor mulai memperlihatkan keanehan dalam menjalankan potensi maksimalnya secara terus menerus. saya tidak pernah dan tak pernah berniat sekaligus berpikir untuk menjadi pecandu narkotika, karena cukup menakutkan melihat hasil akhir dari para insan "candu" tersebut. namun, potensi diri yang digunakan maksimal secara terus-menerus ternyata cukup menakutkan. pada awalnya hanya kesakitan ringan pada diri ini yang tak menghadirkan kerisauan yang berarti. namun, kekhawatiran mulai menjadi-jadi manakala alam pikir terasa kehilangan rem untuk terus memproses informasi yang hinggap terekam oleh panca indera, hampir benar-benar tak bersekat. tak terasa beberapa malam terlewati tanpa terjaga sekalipun.

ditambah lagi satu persatu permasalahan dalam alam pikir yang tak digali telah muncul kepermukaan, benar-benar sangat menyiksa, jiwa dan raga. bahkan diluar bayangan, hal ini berlangsung selama setahun, dan hingga kini tersisa, jiwa benar-benar tak terasa kembali seperti  keadaan semula. namun, berjalannya waktu yang tak terhindar ini, sang ilahi selalu memberikan kebaikan. pada awalnya sangat sulit untuk mempercayai "segala sesuatu ada obatnya". hal ini dikarenakan fenomena media informasi yang senantiasa menyajikan hal-hal menakutkan yang diyakini tanpa ada pemulih dari hal tersebut. ternyara hal tersebut terpatahkan, karena pengalaman membuktikan, bahwa obat tak dapat digambarkan hanya sebagai sebuah pil tablet bahkan lebih takhayul lagi, doa para dukun. 

akibat pengalaman jiwa menemukan obatnya dari agama, dan benar-benar efektif. mengapa demikian, perlahan tapi pasti hal ini menjadi obat yang benar-benar tanpa masa kadaluarsa dan senantiasa memberikan perbaikan terhadap jiwa. kesabaran dan berpikir positif adalah kuncinya, namun, jangan salah paham, kepasrahan tanpa usaha bukan merupakan hasil kombinasi dari kedua obat tersebut. sehingga jika anda mulai merasakan hal ini, mulailah introspeksi diri, mungkin terdapat kekeliruan dalam penerapannya. dan terkait dengan obsesi, kita mampu mengendalikan diri karena pada dasarnya pemberian akal pikiran sepaket dengan sang katalis, hati. sehingga, jika kombinasi keduanya diterapkan dalam kehidupan, maka takkan ditemukan dominasi akal pikiran yang mengintimidasi diri.

semoga bermanfaat, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Kamis, 26 Januari 2017

Pengaruh salah toleransi dalam kehidupan

Assalamualaikum wr.wb

          Alhamdulillah, akhirnya dapat kembali melepas kerinduan serta keresahan yang mendalam dalam kolom virtual ini setelah sekian lama "terlupakan" akibat kesibukan yang kembali berada pada puncak-puncaknya. Topik kali ini merupakan keresahan mendalam penulis akan satu kata dengan makna kokoh sekaligus rapuh. mengapa demikian ? disisi lain kata toleransi berdiri sebagai pengejewantahan makna secara tegas akan adanya perbedaan, namun sebaliknya, justru membuat indikator pembatas perbedaan menjadi lemah. ini dikarenakan tidak semua hal yang berbeda dapat langsung dibedakan secara kasat mata maupun rasa, karena tidak semua hal dapat langsung dikategorikan hitam atau putih, karena abu-abu juga merupakan pemaknaan yang sama dalam perspektif kombinasi atau percampuran. namun, apakah toleransi berarti abu-abu ? tentu saja hal ini butuh penjelasan yang mendalam.

              Defenisi toleransi beranjak dari kata toleran, yang menurut KBBI ialah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Dari defenisi saja, kata toleransi telah menghasilkan buah arti yang berbeda-beda. Harus diakui bahwa makna toleransi benar-benar meluas, sehingga penarikan satu kesimpulan akan kata ini sekiranya kurang tepat dilakukan. Namun cukuplah pembahasan makna kata tersebut, mari beranjak pada toleransi dalam hubungannya dengan lingkungan sosial manusia. Realitas yang kita hadapi bahwa semakin berkembang suatu zaman, maka akan semakin multi defenisi suatu makna kata maupun kalimat. Tak hanya sampai disitu, bahkan kemajuan zaman menghasilkan berbagai buah tindakan yang sebelumnya dapat dengan sederhana diberikan penilaian apakah tindakan tersebut baik atau buruk.
              Sebagai contoh, berkat konsumsi kita akan pengaruh budaya dunia barat, menghasilkan budi luhur kita sebagai masyarakat timur yang dikenal dengan budaya agamis dan menjunjung tinggi etika dalam berkehidupan kehilangan identitas. Mengapa demikian ? Karena kita sebagai masyarakat timur tergolong "mencoba" luwes dalam mengadopsi budaya barat. Sebagai contoh, media elektronik khususnya TV dan Bioskop secara sadar menampilkan film maupun drama dalam percakapan ala dunia barat yang kental akan kata "hina" dalam budaya timur tanpa ada pengaturan seleksi konten bahasa. Akhirnya, terkonsumsilah ejaan-ejaan buruk (Fuck,motherfucker,sit,asshole,dll) digabungkan dengan bahasa asli dan dianggap sebagai suatu hal yang sangat menarik dalam percakapan.
              Bahkan lebih rendahnya lagi, kita bahkan mencoba formulasi kata "hinaan" sendiri dengan cara mentranslatenya dalam bahasa asli kita. Padahal untuk  menjadi kreatif juga butuh saringan atau kriteria, sehingga hal ini mampu diterima dengan baik karena akan selalu bersesuian dengan norma maupun kultur. Dan lebih menyedihkan lagi konsumsi kata ini justru diumbar-umbarkan tanpa merasa berdosa oleh artis layar kaca kita, baik itu dalam sebuah skenario adegan film, maupun dalam berbagai bentuk talk show dan panggung hiburan.
             Padahal hal ini benar-benar vital dalam merusak etika kita sebagai bangsa yang bermoral, karena tidak satu katapun yang pantas untuk dilemparkan dalam percakapan karena itu merupakan kata-kata yang sangat kotor dalam mengungkapkan ketidaksenangan karena dalam kata tersebut mengandung hal yang secara umum tidak kita tampilkan kepada sesama karena melanggar kesusilaan. Kritik ini berlaku untuk semua umur, karena sekiranya tidak hanya anak-anak saja yang aktif dalam penggunaan kata "hina" ini, namun orang dewasa juga justru lebih aktif dalam menggunakannya dalam percakapan.
          Jika hal seperti ini tidak dikendalikan, maka akan menggugurkan etika dan moral kita dalam memahami sesama. Tidak sampai disitu, tidak jarang penggunaan kata-kata ini menimbulkan konflik yang berujung dengan kontak fisik akibat tersulutnya amarah. Sebagai penulis saya berharap agar pemerintah dengan segenap usahanya mampu membuatkan aturan yang lebih khusus terkait masalah ini. Karena persoalan seperti ini memang terlihat kecil, namun berdampak massive.
             Dan kita pun sebagai orang dengan budaya timur yang terpelihara sebagaimana lahiriahnya mungkin mampu untuk saling menyebar kebaikan dengan cara lebih menahan diri dan meningkatkan fungsi filter diri. Jikapun tersulut emosi sungguh kiranya seburuk-buruk kata amarah kita terucap (seperti kurang ajar, tidak punya sopan santun, bodoh) ini masih lebih baik dibandingkan kata-kata  "hina" dunia barat yang sejatinya tidak memiliki pesan nasihat/kritik sama sekali.



Minggu, 13 November 2016

Zaman gurauan dan candaan tanpa pembatas

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah setelah sekian lama,dapat kembali mengetik sesuatu yang sekiranya merupakan hasil pengamatan lingkungan sehari-hari. Fenomena ini dapat dikatakan cukup populer dan unik.

Mungkin langsung saja, gurauan dan candaan, merupakan sesuatu penyampaian ekspresi entah berkonotasi buruk maupun baik, namun sangat jarang kita temukan dengan kata yang "baik" walaupun diperuntukkan untuk sesuatu yang baik.

Sebenarnya hal ini terbilang lumrah dan biasa-biasa saja di kalangan masyarakat, yang membuat hal ini menjadi unik adalah karena kata-kata yang dilontarkan untuk menyampaikan ekspresi gurauan ini terasa, oh bukan saja terasa tapi tertampil "kasar". Bagaimana tidak, dikeseharian kita gurauan dalam bentuk ejekan ini kadang tertampil dalam makna sesuatu yang jorok dan tidak pantas untuk dikatakan dimasyarakat.

Menjadi Unik
Mengapa dikatakan demikian, karena kenyataannya penampilan kata dengan makna yang cukup kasar ini dapat saja diterima oleh orang yang ditujukan, jika pun tidak diterima, maka hal yang dilakukan untuk membalas kata ini juga dengan melakukan penimpalan kata kasar. Benar-benar sebuah tragedi dizaman sekarang. Dan anehnya, kata kasar ini di indonesia bertransformasi dalam beberapa bahasa kedaerahan, sehingga mungkin menurut saya menjadi terasa sedikit dihaluskan ? Mungkin saja, ini hanya pandangan penulis.

Penggunaan kata kasar dalam gurauan maupun candaan sangat cepat menyebar dan diterapkan oleh siapapun yang mendengarnya, apalagi anak-anak yang belum mampu secara jelas membedakan baik buruk. Bahkan sebenarnya beberapa oknum terkadang belum mengetahui secara jelas pengertian dari kata yang disebutkannya.

Asal kata kasar dalam gurauan
Menurut penulis, asal dari penggunaan gurauan kata kasar sebagian besar ditirukan melalui tontonan, utamanya budaya asing melalui media elektronik dan film-film. Hal ini jelas saja seharusnya tak pantas ditampilkan, dengan alasan apapun,entahlah menggunakan kata sensor dan semacamnya..hal ini tak sepantasnya digunakan dalam media massa. Karena hal ini sangat mudah dicontoh, dan bahkan dikalangan beberapa kaula muda hal ini terkesan keren untuk dilontarkan dalam berkalimat.

Solusi
Jika ingin berkutat dalam rana peraturan, mungkin hal ini akan terkesan kaku. Cara penanganan terbaik melalui sosial control dan agama. Hal ini lebih efektif, karena peran tokoh-tokoh masyarakat dan keluarga dalam penanganan penggunaan kata kasar ini akan efektif jika secara tegas disamakan makna bahwa hal tersebut memang tak pantas untuk diungkapkan dan ditampilkan.
Pendekatan dengan cara agama pun terbukti efektif, karena pendekatan dengan agama ini akan menyentuh langsung ke hati setiap orang. Sehingga kemudian diharapkan hati mampu berfungsi sebagai filter pertama untuk membedakan secara jelas hal buruk dan baik.

Terima kasih, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, wassalamualaikum wr.wb.

Minggu, 24 April 2016

kesalahpahaman mengartikan pacaran sebagai cinta

Assalamualaikum wr.wb
         Akhirnya, setelah sekian lama terdiam membisu, blog ini dapat berjalan juga. disebabkan oleh satu dan lain hal ditambah lagi "malasnya" saya dalam menulis tentang cinta dari sudut pandang kesalahan saya, membuat blog ini lama untuk saya jamah kembali. maklum mungkin saya baru tersadar setelah sekian tahun saya terlena dalam satu perspektif yang salah. oke, penyesalan cukup sampai disini.
         Sekedar berbagi pengalaman pahit-pahit manis saya, yang berujung susahnya saya dalam mencari titik terang tentang arti cinta. namun, mungkin bukan hanya saya saja yang merasa demikian, namun bisa jadi anda juga. pertama kita mulai dari defenisi pacaran, menurut pemuda mabuk cinta siang malam pacaran merupakan suatu pengungkapan perasaan cinta terhadap lawan jenis dengan janji akan saling mencintai,mengerti,dan setia satu sama lain. betapa indahnya defenisi indah dikala anda sedang jatuh cinta dengan defenisi yang SALAH.
         SEJATINYA,kita sebagai manusia diciptakan dalam keadaan suci,bersih,penuh kasih sayang,dan terlindungi. dan sekarang mari kita berangkat mengoreksi kesalahpahaman kita.
          pertama, kita diciptakan dalam keadaan suci, timbul suatu pertanyaan dalam pacaran, apakah jika kita pacaran, maka kesucian kita akan dijamin terjaga oleh yang katanya pacar kita ?  jawabannya..TIDAK, yang mampu menjamin kesucian kita justru dengan kita menjaga diri sendiri  dengan beribadah yang benar dan berperilaku yang semestinya(membatasi diri), buka dengan saling berjabat tangan dengan yang bukan mahram, bukan dengan saling support dengan kata-kata penyemangat penuh nafsu.
          kedua, bersih , bagaimana mungkin anda mampu bersih dengan hati yang penuh terisi akan bayang-bayang pacar anda. bersih yang saya maksud mungkin agak keluar jalurnya yah, maklum bersuci saja saja tidak akan cukup kalau kita pacaran...apalagi pergi sholat diantar dan dijemput pacar, batal lah wudhunya...hehehe, ditambah lagi pikiran pasti juga akan ikut buyar..yah mungkin pembaca sudah bisa mengerti apa penyebabnya.
          ketiga, penuh kasih sayang vs saling mencintai dalam pacaran. memang manusia pada dasarnya bersifat selalu tidak merasa cukup akan sesuatu yang dimiliki,apakah ini alasan untuk pacaran ? karena kasih sayang keluarga masih kurang ? hahaha, mungkin anda terlalu takabbur untuk hal ini, contoh simple saja, saling mencintai anda dalam pacaran itu memiliki banyak celah loh, celah yang pertama, pacar anda sewaktu-waktu bisa melupakan 3 point dalam defenisi cinta sesat diatas dikala keadaan memaksa dan menguntungkan...jika dalam fisika kita mengenal ruang gelap sebagai ruang kedap udara, maka versi pacar anda atau anda, ini merupakan ruang romantis yang penah ada (sensor). kalau sudah begini saling mengerti,mencintai,dan setia satu sama lain akan berujung pada nafsu saja....nafsu saja.
           keempat, terlindungi vs setia satu sama lain, ingat dalam pacaran tidak ada yang namanya kata SETIA kalau anda ingin benar-benar buka mata. se-setianya pacar anda, lebih setia orang tua anda yang selalu anda kecewakan, apalagi Allah SWT yang tidak henti-hentinya memberi kesempatan kepada anda,walaupun disetiap nafas anda selama pacaran merupakan suatu kekecewaan pemilik anda yang meniupkan anda roh sehingga dapat hidup didunia.
         sekarang masih kah pacaran itu baik...pikir lagi...
         sedikit kutipan " seburuk-buruknya seorang pria, ia akan tetap mencari wanita terbaik untuk menjadi pendamping hidupnya,dan seburuk-buruknya wanita ia akan mencari lelaki yang baik (multi dimensi) untuk menjadi imam keluarganya kelak." jadi ketika kamu pacaran,adakah kamu merasa menjadi lebih baik atau hanya berkutat pada kata mendingan dibanding orang lain yang buruk ?
          mari mengoreksi diri, dan belajar hidup dalam kenyataan, karena anda tidak akan hidup kekal,dan karena anda tidak dapat menentukan waktu terbaik untuk anda merubah diri dan bertaubat.
          semoga bermanfaat, dan saya memohon maaf apabila saya kurang menyakiti perasaan orang yang masih berpacaran. sesungguhnya saya manusia biasa, belum tentu juga saya lebih baik dari anda, tapi saya sengaja menuliskan hal diatas bukan karena saya membenci anda dan ingin mengangkat bendera permusuhan, melainkan karena saya menyayangi pembaca sekalian. wassalam.